Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya yang sangat besar, tetapi yang paling umum sebagai salah satu negara
dari timur budaya yang kita anut adalah budaya sopan santun, etika dan kebersamaan. Belakangan ini sejalan dengan perkembangan era Globalisasi, banyak salah satu budaya-budaya dan kebiasaan-kebiasaan kita mulai luntur dan bahkan sudah tida ada lagi.
Berikut ini ada beberapa budaya Indonesia yang sudah mulai luntur :
- Cium Tangan Orang Tua
- Senyum dan Sapa kepada Orang lain atau Sesama
- Penggunaan Tangan Kanan dalam memberikan dan berjabat tangan
- Musyawarah
- Gotong Royong atau Kebersamaan
A. Cium Tangan kepada Orang Tua
Hal ini merupakan kewajiban anak kepada kedua orang tuanya disaat ingin pergi ke sekolah atau berpamitan ke tempat lain ataupun juga setelah pulang ke rumah. Namun, sekarang sudah jarang sekali Anak-anak membudayakan cium tangan kepada orangtua, terkadang mereka selalu sering mengucapkan salam saja tanpa mencium tangan untuk rasa hormat untuk mendapatkan restu kepada Orangtuanya. Sebenarnya hal ini penting, selain menanamkan rasa cinta kita sama orang tua, cium tangan itu sebagai tanda hormat dan terima kasih kita kepada mereka, “Sudahkah kalian mencium tangan orang tua hari ini?”. Semoga kalian tetap terus membudayakan Cium Tangan kepada Orang Tua karena ini adalah Budaya terpenting di Indonesia dari dahulu kala yang tujuannya untuk mengajarkan pentingnya rasa hormat dan rasa cinta kasih kepada Orang Tua kita.
(Gambar Cium Tangan kepada Orang Tua)
B. Senyum dan Sapa kepada Orang lain atau Sesama
Hal yang paling mudah untuk kita lakukan agar menyenangkan dan menenangkan Orang lain/ Orang terdekat kita adalah dengan Senyum. Senyum bisa menyejukkan siapapun yang melihatnya, ini mensimbolkan keramah tamahan diri kita. Dan menyapa juga salah satu hal yang bisa menjaga tali silaturahmi antar sesama, karena dengan menyapa kita bisa tahu kabar mereka dan bisa tahu bagaimana keadaan mereka. Citra bangsa Indonesia identik dengan ramah tamah dan murah senyum. “So, jangan sampai hilang, ya! Ga ada ruginya juga kita ngelakuin hal ini, karena dari Senyum kita mendapatkan Keberkahan dan dengan Sapa kita mendapatkan Kemudahan bersosialisasi antar manusia dengan manusia lainnya. Ini Sangan bermanfaat bagi kita sendiri, karena senyum itu ibadah dan sapa itu menambah keakraban dengan sekitar kita.
(Gambar Senyum dan Menyapa)
C. Penggunaan Tangan Kanan dalam memberikan Sesuatu atau Berjabat Tangan
Ini juga identik dengan kebiasaan orang timur, orang-orang di luar negri sepertinya tidak masalah dengan penggunaan tangan, baik kanan ataupun kiri, tapi hal ini bukanlah budaya Indonesia. Dikarenakan Budaya Indonesia mengajarkan untuk berjabat tangan, memberikan barang, ataupun makan menggunakan tangan kanan. (kecuali memang di anugerahi kebiasaan kidal sejak lahir). Tetapi sekarang sudah sangat jarang seseorang mengerti arti Tangan Kanan ini, terkadang kita menggunakan tangan kiri untuk memberikan barang seperti makanan, uang, atau menunjukkan sesuatu barang kepada orang lain, karena memberikan sesuatu dengan Tangan Kanan lebih sopan daripada dengan tangan kiri.
(Gambar memberikan sesuatu dengan Tangan Kanan)
D. Musyawarah
Satu lagi budaya Indonesia yang amat penting tapi sudah jarang ditemuin khususnya di kota-kota besar. Kebanyakan penduduk di kota besar hanya mementingkan egonya masing-masing, mau jadi pemimpin kelompok atau partai tanpa bermusyawarah untuk menyelaraskan tiap-tiap pendapat seseorang. Budaya Musyawarah ada karena untuk menyatukan pemikiran tiap masing-masing orang yang berpendapat berbeda dengan yang lainnya.dengan menggunakan budaya ini hidup tentram dan saling percaya, tidak ada yang namanya saling menyalahkan dan menjatuhkan, semua perbedaan di usahakan secara musyawarah dan mufakat. Jadi sebaiknya lestarikan budaya ini demi keberlangsungan negara Indonesia yang tentram dan cinta damai sesuai dengan sila 4 yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan, dalam permusyawaratan perwakilan”. Musyawarah bukan dilakukan atas perintah pemimpin saja, tapi atas kesadaran tiap warga untuk menggunakan budaya ini dengan baik dan benar.
(Gambar Musyawarah ketika ingin merencanakan sesuatu)
E. Gotong Royong
Tidak adanya lagi rasa simpati dengan membantu seksama, adalah salah satu masalah lunturnya budaya Indonesia. Berdasarkan Sejarah perilaku dan budaya Indonesia dari Abad kerajaan, penjajahan, kemerdekaan, sampai Orde reformasi saat ini, Gotong Royong adalah hal terpenting untuk terjaganya keutuhan Wilayah Nusantara dan persatuan Indonesia. Karena bila tak ada hal ini, perpecahan dan perceraian antara satu suku dengan suku lain atau kelompok dengan kelompok lainnya akan tidak tentram dan damai. Padahal dengan kebiasaann seperti ini bangsa kita bisa merdeka saat masa penjajahan, dan semakin memperkuat persatuan kita. Gotong Royong ini sendiri di gambarkan pada sila ketiga pada Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, tanpa adanya kerjasama, Indonesia akan tetap mengalami kesengsaraan pada saat zaman penjajahan dahulu.
(Gambar Gotong Royong untuk membersihkan kampung)
Indonesia
adalah negara yang indah yang kaya akan kekayaan alam dan budaya. Lebih dari 20
suku terdapat di Indonesia dan lebih dari 100 budaya ada di Indonesia. Tetapi
sayangnya, dari tahun ke tahun seiring dengan bertumbuhnya perkembangan gaya
hidup dan teknologi, kebudayaan asli indonesia terlihat sangat ketinggalan
zaman. Banyak dari warga indonesia yang kurang peduli bahkan ada yang tidak
peduli tentang budaya Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan banyak budaya
Indonesia dicuri oleh negara lain terutama Malaysia. Hal ini karena
terlambatnya dalam mematenkan suatu budaya dan benda – benda peninggalan zaman
Indonesia dulu. Ketika budaya dan barang kebudayaan atau hasil buah tangan
seniman Indonesia masih ada di Indonesia, banyak dari warga merasa budaya
tersebut tidak berharga, tetapi ketika ada negara lain akan mengambil budaya
tersebut dan kemudian hilang dari kita, barulah mereka merasa itu sangat
berharga
Berikut ini ada beberapa
budaya Indonesia yang telah hilang :
- Jalan membungkuk di depan orang yang lebih tua
- Menjungjung tinggi rasa nasionalisme dengan menghargai bendera merah putih
- Menghargai jasa-jasa pahlawan
- Mendengarkan Lagu-lagu Nasionalisme
- Menghargai kesenian budaya Indonesia
A. Jalan membungkuk di depan orang yang lebih tua
Kebiasaan
ini sudah mulai jarang kita temukan, banyak anak-anak muda sekarang tidak
memperdulikan orang yang lebih tua disekitarnya, kebanyakan dari mereka tidak
lagi menunjukkan rasa hormat kepada orang tua, seperti membungkuk saat melewati
orang tua yang duduk, padahal sikap ini dapat menunjukkan betapa kita sangat
menghormati orang yang lebih tua dari pada kita.
(Gambar Seorang Anak salam sembari membungkuk di depan orang yang lebih tua)
(Gambar Seorang Anak salam sembari membungkuk di depan orang yang lebih tua)
B.
Menjungjung
tinggi rasa nasionalisme dengan menghargai bendera merah putih
Tidak
benar bahwa penghormatan terhadap bendera merah putih adalah satu bentuk
kesyirikan. Penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih salah satu bentuk
penghormatan terhadap Sang Pemberi Rizki yang telah menjadikan kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia. “Bendera merah putih itu memiliki
sejarah yang penuh dengan pengorbanan. Jika bendera merah putih tibo (jatuh)
itu artinya kita kalah. Jadi menghormat bendera merah putih sama dengan
menghormati harga diri bangsa,” banyak dari rakyat kita yang sudah tidak membudayakan memasang bendera
merah putih pada saat Hari Kemerdekaan Indonesia. Padahal Pahlawan kita susah payah
mengorbankan jiwa raga dan tenaga bahkan nyawa mereka untuk menancapkan dan
memperkokoh kibaran Bendera Merah Putih saat jaman Penjajahan dahulu.
(Gambar Anak-anak yang menghormati Bendera Merah putih melalui upacara)
C.
Menghargai
Jasa-jasa pahlawan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu
menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat itu sering sekali kita dengar
diucapkan orang atau kita baca di Koran dan majalah, lebih-lebih menjelang
peringatan hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 Nopember. Tanggal tersebut
ditetapkan sebagai hari Pahlawan untuk mengenang pertempuran heroik arek-arek
Suroboyo melawan tentara sekutu. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: “Sudahkah bangsa ini menghargai jasa para
pahlawannya?”Sebelum kita dapat menghargai jasa seorang pahlawan, sebaiknya
kita tahu siapa sebenarnya pahlawan itu, yang rela mengorbankan apa yang ia
miliki untuk kebaikan atau keselamatan orang lain tanpa mengharap imbalan.
Keberadaan pahlawan itulah yang bisa menjamin kesejahteraan hidup umat manusia. Dan bahkan budaya cinta pahlawan sudah jarang kita
rasakan, kita sering mengabaikan Sejarah Pahwalan dalam merebut kemerdekaan
Indonesia, banyak di antara kita tidak tahu bahwa masih banyak pahlawan yang
masih hidup di Nusantara ini yang hidupnya masih tak layak.
(Gambar Seorang Pahlawan RI yang sekarang hidupnya tak layak)
(Gambar Tempat Pemakaman Pahlawan di Taman Pahlawan Kalibata)
D.
Mendengarkan
Lagu-lagu Nasionalisme
Tidak dipungkiri kalau sekarang ini rasa Nasionalisme dalam
diri rakyat Indonesia berkurang, hal ini dapat disebabkan oleh rasa acuh, dan
terfokus pada satu hal saja. Padahal, rasa nasionalisme dapat dibangkitkan
dengan cara simple, yaitu sering mendengarkan lagu-lagu kebangsaan dan
perjuangan, lagu tersebut dapat kita simpan dalam ponsel, mp4 player, dll. Apa
salahnya kita menyimpan lagu-lagu kebangsaan di dalam ponsel kita, mp4 player
atau lainya. Rasa Nasionalisme dapat
berperan dalam kehidupan kita baik sebagai warga negara, ataupun dalam
menjalani hidup. Sebagai warga negara, nasionalisme dapat mendorong kita untuk
menghargai perjuangan para pahlawan dan Menghargai bangsa. Dalam kehidupan
sehari-hari dapat membantu dalam menyemangati dalam menjalani aktifitas
sehari-hari dengan hal-hal yang positif. Sering dulu kita lihat budaya menyanyi lagu kebangsaan
Indonesia, bukan Cuma Indonesia Raya saja, tapi kita juga harus membudayakan
lagu-lagu Nasional yang lain yang perlu kita ketahui dan cari maknanya.
E.
Menghargai
Kesenian Indonesia
Indonesia sangatlah kaya akan karya seni dan budaya
yang tidak dimiliki oleh negara lain, tapi sayang akhir-akhir ini banyak karya
seni dan budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain, itu karena warga
indonesia sendiri yang tidak mau menghargai karya seni dan budayanya, bahkan
mereka cenderung menyukai produk negara lain atau luar negeri, padahal di luar
sana banyak negara yang iri dengan kekayaan seni dan budaya indonesia
sampai-sampai mereka berani mengklaim kesenian dan kebudayaan negara
kita. Contohnya Malaysia
yang mengklaim Reog Ponorogo adalah hasil kebudayaan Negara Mereka.
Budayakanlah untuk mencintai Kesenian Indonesia, bukan hanya Batik yang kita bisa
lestarikan, masih banyak budaya-budaya Indonesia yang masih belum kalian
ketahui.
Semakin
hari bumi tempat manusia berdiri akan semakin tua, karena itu diperlukan
kesadaran dari diri kita untuk dapat menjaga bumi ini dengan baik dan benar.
Jika kita menjaga warisan budaya di bumi ini. Hal-hal buruk akan menimpa diri
kita dan membuat banyak kerugian. contohnya Tari reog ponorogo yang sekarang di
negara malaysia di akui bahwa tari tersebut berasal dari negara itu, walaupun
sebenarnya tari reog ponorogo awalnya berasal dari pulau bali, maka dari itu
kita harus melestarikan budaya di indonesia dan menjaganya agar tidak di akui
oleh negara lain, namun walaupun
begitu masih ada budaya yang melekat di jiwa bangsa Indonesia.
Berikut ini ada beberapa
budaya Indonesia yang masih melekat di diri kita :
- Toleransi antar Agama
- Solidaritas tinggi antar sesama
- Urbanisasi (Pindah dari Desa ke Kota)
- Mencintai hasil kebudayaan Indonesia, seperti Cita Rasa Khas makanan Tradisional
- Membawa bahasa adat (suku) ke dalam suatu perkumpulan suku lainnya
A.
Toleransi
Antar Agama
Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup
sebuah masyarakat yang kompleks akan nilai karena terdiri dari berbagai macam
suku dan agama. Untuk menjaga persatuan antar umat beragama maka diperlukan
sikap toleransi.dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap memiliki
arti perbuatan dsb yang berdasarkan pada pendirian, dan atau keyakinan
sedangkan toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya
menahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati
lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Dalam pembukaaan
UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga
Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat
beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita
demi keutuhan Negara. Budaya Toleransi masih melekat di jiwa Bangsa Indonesia, dengan
menghormati Agama satu sama lain dan saling menjaga silaturahmi dan kerjasama
untuk mengembangkan Politik dan Ekonomi di Indonesia.
B.
Solidaritas
Tinggi antar sesama
Ini biasanya di
temukan di kalangan Mahasiswa, Budaya Solidaritas merupakan
perasaan terhadap sesama bagaimana kita harus peka dengan lingkungan di sekitar
kita “rasa tolong menolong” bagaimana seharus nya melihat sodara-sodara kita
atau manusia dalam kesusahan “tenggang rasa” perilaku kita dalam menyikapi
permasalahan yang ada di sekitar kita misalkan dalam berqurban itu merupakan
contoh nyata adanya solidaritas.
Sebernarnya
solidaritas di zaman sekarng memang sangat sulit di temui hanya segelintir
orang yang mempunyai rasa solidaritas tinggi bahkan banyak dalam kehidupan kita
sehari-hari banyak kita temui orang yang tidak peka terhadap lingkungan di
zaman sekarang rasa solidaritas banyak di gunakan dalam hal negative bahkan
terkadang rasa solidaritas terhadap teman atau pun tetangga sangat jarang di
temui misalkan kita sering ingin menang sendiri, iri ataupun serakah lah yang
membuat kita lupa akan rasa solidaritas.
C.
Urbanisasi
(Pindah dari Desa ke Kota)
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk
dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Pengaruh-pengaruh tersebut
bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong
seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau
faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada
dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan
dari pedesaaan ke perkotaan. Banyak Rakyat Indonesia membudayakan Urbanisasi
pada saat menjelang selesai liburan Idul Fitri, kadang teman, saudara, atau
tetangga mereka di bawa ke kota untuk mengubah nasib mereka yang kurang
beruntung di desa.
D.
Mencintai
makanan khas Indonesia
Bangsa kita memiliki budaya yang sangat beragam.
Sayang sekali jika kekayaan budaya yang kita miliki secara perlahan menghilang,
karena generasi muda tidak lagi mengenal dan mencintainya. Setiap peristiwa budaya yang ada di
daerah-daerah di Indonesia tidak pernah lepas dari keanekaragaman kulinernya. Tapi di masa sekarang banyak Pecinta Rasa ataupun
Koki mengembangkan hasil kuliner khas daerah mereka masing-masing. Ini budaya
Indonesia untuk melestarikan kuliner khas daerah-daerah di Nusantara.
E.
Membawa
bahasa adat (suku) ke dalam suatu perkumpulan suku lainnya
Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku, kekayaan indonesia bukan hanya terletak pada
kesenian tradisional tapi suku bahasa tiap suku berbeda. Banyak seseorang yang
pindah ke wilayah lain masih membawa budaya bahasanya di dalam suatu suku lain,
dan suku lain menerima akan hal tersebut.
Nah, itulah Budaya Indonesia yang masih ada, sudah mulai luntur, dan sudah hilang kita lihat. Semoga artikel ini membuat kalian tetap mencintai budaya-budaya Negeri Kita tercinta Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar